Sheila
Majid merayakan tiga dekade kariernya bersama para penggemar, sahabat
penyanyi lokal, dan tata panggung kreatif.
Pertunjukan
malam itu dimulai dengan reffrain lagu "Kerinduan".
Potongan lagu itu kemudian dirangkai dengan beberapa lagu lain
seperti, "Warna", "Tua Sebelum Waktunya", dan
"Aku Cinta Padamu". Seluruh komposisi itu dibawakan Sheila
Majid dengan suaranya yang khas.
Malam
itu, Sheila tampak anggun di usianya yang sudah setengah abad.
Penampilannya tambah elegan dengan balutan gaun putih glitter
berlengan kimono, yang memanjang hingga mata kaki, hasil rancangan
Saptojoyo Kartiko. Rambutnya memanjang terurai dengan riasan muka
bersahaja.
"Hello
Jakarta, how are you? Rindu tak sama I?" sapa penyanyi kelahiran
3 Januari 1965 ini kepada penonton yang hadir dalam "30th
Anniversary Concert: Kerinduan Sheila Majid", yang digelar di
Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Sabtu malam pekan lalu.
Kehadiran wanita berdarah Mandailing-Jawa ini seakan memuaskan
kerinduan para penggemarnya.
Penampilan
Sheila tambah apik berkat panggung yang dirancang dengan artistik. Di
antara pemain orkestra dan posisi blocking Sheila, Jay Subiakto,
penata panggung, meletakkan sebuah layar transparan, yang dibentuk
dari 70 lapis potongan kawat sepanjang 4,5 meter. Diletakkan di
tengah, layar ini menjadibackground sekaligus foreground sepanjang
pertunjukan, menyajikan visualisasi perjalanan Sheila selama tiga
dekade.
Tak
hanya mengurus panggung, bersama Tohpati, Jay juga menyusun 18 lagu
yang dinyanyikan Sheila malam itu. Untuk penggarapan lagu-lagu Sheila
dalam konser ini, Tohpati sengaja meracik aransemen tak jauh dari
aslinya. "Karena penonton inginnya sing along menyanyikan lagu
Sheila," katanya.
Animo
penonton macam itu memang sudah terbaca sejak pukul 19.00, satu
setengah jam sebelum pertunjukan dimulai. Ruang berkapasitas 5.000
orang itu hampir penuh ketika pertunjukan dimulai. Umumnya yang
datang berusia dewasa, meskipun ada juga penonton belia yang datang
ditemani kedua orangtuanya.
Seperti
Rehan Mahendra, remaja berusia 17 tahun. Ia datang bersama kedua
orangtua dan adik perempuannya. Rehan, yang diajak orangtuanya,
mengaku lebih kenal Siti Nurhaliza ketimbang Sheila Majid. Namun
ketika seorang teman memperdengarkan lagu "Sinaran", Rehan
langsung menyimpulkan kalau lagu-lagu Sheila enak didengar. "Jadi
penasaran, ingin dengar lagu-lagu lainnya," katanya.
Konser
itu memang tak hanya dihadiri penggemar Sheila dari Indonesia, tapi
juga dari Singapura dan Malaysia. Fans dari Malaysia memang perlu
datang jauh-jauh ke Jakarta karena pertunjukan serupa -memperingati
tiga dekade karier Sheila- tidak diselenggarakan di sana.
Azmi
Latief, 56 tahun, adalah salah satu penggemar berat Sheila. Ia
bersama adik perempuannya sudah berada di Jakarta sejak Jumat malam.
Keduanya mengaku sudah menjadi fans berat Sheila sejak 1985. "Kami
fans umur paling senior," kata Azmi, sambil tertawa.
Di
malam pertunjukan itu, Sheila tak tampil sendirian. Setelah nomor
evergreen "Antara Anyer dan Jakarta", Sheila melanjutkan
dengan tembang "Hadirmu", yang ia sebut sebagai one of my
favourite song in Indonesia. Saat masuk bait ketiga, juara Indonesian
Idol Season 2, Mike Mohede, tampil menemani Sheila. Malam itu, pria
bersuara empuk ini tampil memesona dengan setelan jas berwarna hitam.
Ia juga membawakan "Jeritan Batin" setelah mengantar Sheila
sejenak meninggalkan panggung.
Setelah
Mike undur diri, Sheila muncul dengan gaun hitam panjang. "Are
you tired? I need your enthusiasm. This next song is a duet song,
dan saya akan duet bersamamu.You
must hafal
this song,
'Begitulah Cinta'," katanya. Namun, duet itu tak sepenuhnya
dilakukan bersama penonton.
Di
tengah lagu, dari arah depan tiba-tiba muncul suara laki-laki. Sheila
kaget, namun ia langsung mengenal pemilik suara itu. "Harvey,
where
are you?"
Sheila celingak-celinguk mencari asal suara. Butuh beberapa detik
sebelum sinar lampur menemukan posisi Harvey Malaiholo, yang duduk di
kursi VIP bagian belakang. Kejutan itu disambut riuh tepukan
pentonton. "Saya tak menyangka. Kudengar kau terkena demam.
Semoga segera membaik. I love you, Harvey," ujar Sheila, seusai
keduanya berduet.
Lagu-lagu
Sheila yang dipilih untuk dinyanyikan dalam konser di Jakarta ini
merupakan komposisi yang populer di Indonesia. Kebanyakan lagu ini
bertempo medium dan bernuansa jazzy. Sementara itu, tempo up beat
hanya terdapat dalam lagu "Sinaran" dan "Warna".
Dengan
panggung besar, ada kekhawatiran lagu jazzy menjadikan konser tampak
kurang megah. Kekhawatiran lainnya, jika dijejerkan, lagu semacam ini
akan menjadikan panggung monoton. Solusinya, lagu dengan warna sama
tak disusun berurutan. Di antara lagu bertempo sedang, disisipkan
lagu lain yang lebih nge-dance. Juga lagu yang sedikit nge-rock.
Inilah kemudian yang menjadi alasan mengapa Armand Maulana ikut ambil
bagian.
Berduet
dengan Armand, Sheila menyanyikan lagu "Persis Kekasihku"
yang bertempo cepat. Di Indonesia, lagu ini memang tak terlalu
populer. "Diharapkan Armand bisa memberi warna baru di konser
itu," kata Tohpati, music director pertunjukan ini.
Bila
akhirnya pertunjukan malam itu berlangsung menawan, acungan jempol
harus diberikan kepada Sheila. Pasalnya, ia tidak punya banyak waktu
untuk latihan. Dua pekan sebelum pertunjukan di Jakarta, Sheila juga
menggelar konser serupa di Singapura. Idealnya, untuk konser seperti
ini dibutuhkan delapan hingga 10 kali latihan. Untuk latihan ritem
saja biasanya butuh empat kali latihan. Lalu latihan gabungan, yang
dilaksanakan empat hingga lima kali.
Untungnya,
para penyanyi pendamping dari Indonesia memudahkan pembentukan
kekompakan itu. Kehadiran Mike Mohede juga menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari usaha itu. Mike memiliki kualitas suara yang bagus
dan berkarakter "bunglon". Ia cocok dengan jenis nada apa
pun. "Mike cocok sama lagu-lagunya Sheila," kata Tohpati.
Sementara
itu, kemunculan Harvey memang tanpa skenario sama sekali. Pada konsep
awal, lagu "Begitulah Cinta" rencananya akan dinyanyikan
bersama penonton. Rupanya Jay Subiakto punya ide lain. Di tengah
lagu, Harvey dan suaranya tiba-tiba ditampilkan di tengah penonton.
"Benar-benar surprise. Jangankan Sheila, saya saja nggak tahu,"
kata Tohpati.