Friday, July 1, 2016

Celoteh


Apa yang akan kau lakukan di sisa hidupmu ke depan?

Jika rentang usia hidup manusia berada pada angka 65, maka saya hanya memiliki tak sampai 40 tahun bersisa untuk mengecap dunia. Untuk menghirup udara di atmosfir bumi, merasakan helaian angin di berbagai sisi dunia dan merasakan lanskap keindahan alamnya.

Saya memiliki kesempatan tak sampai 4 dekade untuk membersamai orang-orang tercinta. Menyaksikan mereka bertumbuh, melewati berbagai fase hidup, dan pergi selamanya satu demi satu. Dan pada akhirnya saya akan turut meninggalkan mereka yang masih bersisa, juga dunia ini.

Juga meninggalkanmu.

Tak perlu takut akan kematian, katanya. Sekarang kita masih hidup dan bernapas. Kita masih ada. Selama kita masih ada, kematian tidak bersama kita. Dan ketika akhirnya ia datang, kita sudah tak ada lagi. Logika praktis dan menentramkan ala Epicurean.

Bukan kematian yang perlu ditakutkan, tapi ketiadaan. Jika kau percaya bahwa sejarah berjalan linier, maka kita akan sampai pada suatu masa di penghujung kehidupan. Semua peradaban manusia musnah dan perjalanan menakjubkan yang pernah kita lewati bersama akan lenyap begitu saja. Kita hanya secuil atom yang akan musnah.

Akankah kelak cinta kita juga akan musnah?


NB: tulisan ini hanya celotehan singkat dan iseng. Jika ingin lebih panjang, akan menyenangkan jika kita bisa berdiskusi langsung J

Gedung Gatra, 29 Juni 2016