Kita pernah merangkai bunga-bunga suatu waktu
Melukis pelangi pada langit-langit yang masih suram dan kaku
Suram dan gelap
Namun kita tetap tersenyum
Tetap tertawa menikmati sesiang yang panas dan gerah.
Menikmati rimbun hutan, gemericik air,
Atau sisa daun-daun yang meranggas pada musimnya
Sampai saat senja menahbiskan keniscayaan gelap
Tentang malam yang sudah seharusnya datang
Ini akhir sejarah kita
Penghujung kebersamaan,
Senyum, canda, tawa,
Tangis, sakit hati,
Dan kesia-siaan yang pernah kita lakukan.
“Thanks to all, especially for you,” ucapmu sambil melambaikan tangan.
Friday, August 29, 2008
Monday, August 11, 2008
MENGAJUKAN PROPOSAL SKRIPSI BULAN INI JUGA
Saya memutuskan untuk mengajukan proposal skripsi bulan ini juga. Setelah hampir empat tahun menempati bangku kuliah, juga merasakan dinamika kehidupan mahasiswa yang penuh gejolak dan progresifitas, saya memutuskan untuk segera keluar dari fase ini.
Saya kira empat tahun waktu yang lebih dari cukup untuk menikmati hingar bingar gejolak di dunia kampus. Selebihnya, saya persiapkan satu tahun ke depan untuk memperbaiki nilai dan menggarap skripsi.
Saat ini saya dihadapkan dengan berbagai tema yang kiranya menarik untuk diangkat menjadi skripsi. Saya baru menyadari bahwa ternyata dunia matematika tidak sesempit dan tidak sesaklek yang saya pahami selama ini. Ada banyak bahasan yang perlu untuk diteliti dan ditekuni.
Saya kira, mengerjakan skripsi bukan hal yang sangat berat seperti yang dimitoskan orang-orang. Asalkan fokus menjalaninya, skripsi tak butuh waktu lama untuk dikerjakan. Artinya, tak perlu menunggu lama untuk segera wisuda.
Kehilangan fokus bisa jadi merupakan masalah setiap mahasiswa yang lulus lama. Satu hal ini juga yang sempat aku takutkan terjadi padaku. Mengingat aku orang yang belum bisa berpegang pada satu pijakan dan belum bisa terkungkung oleh sistem yang membatasi ruang gerak. Tapi saya kira itu justeru menjadi tantangan untuk mengukur sejauh mana perkembangan kedewasaan saya. Kedewasaan berarti teguh memegang amanah dan konsisten menjalaninya.
Saya ingin segera keluar dari status mahasiswa dan mencicipi berbagai petualangan yang lebih menantang di dunia luar. Saya percaya hidup mempunyai fase-fase untuk dijalani. Saya tak sabar untuk melewati fase berikutnya.
SKEPTIS
Kami berpacu dengan simbol-simbol. Melawan tatanan baku perihal aksioma dan teorema. Bagi kami, aksioma bukan kehendak Tuhan. Juga teorema-teorema yang takkan pernah menjadi sabda suci sang nabi. Kami tak percaya semua itu. Pernyataan-pernyataan tersebut tak lebih dari penjajahan pemikiran. Percaya pada kedua entitas itu berarti menjadi gajah di waekambas yang mau diapakan saja.
Kami berpacu dengan aneka rumus juga analisisnya. Integral, derivasi, deret, polynomial. Semua itu kami olah seperti bahan makanan yang akan kami rubah menjadi hidangan yang lezat.
Jangan percaya dengan pernyataan dosen. Sebab mereka mau tunduk pada tatanan baku yang sudah ada. Mereka hanya kambing congek yang bodoh. Manut dibilang apa saja oleh para ilmuwan-ilmuwan terdahulu.
Subscribe to:
Posts (Atom)