Apa yang akan
kau lakukan di sisa hidupmu ke depan?
Jika rentang
usia hidup manusia berada pada angka 65, maka saya hanya memiliki tak sampai 40
tahun bersisa untuk mengecap dunia. Untuk menghirup udara di atmosfir bumi,
merasakan helaian angin di berbagai sisi dunia dan merasakan lanskap keindahan
alamnya.
Saya memiliki
kesempatan tak sampai 4 dekade untuk membersamai orang-orang tercinta. Menyaksikan
mereka bertumbuh, melewati berbagai fase hidup, dan pergi selamanya satu demi
satu. Dan pada akhirnya saya akan turut meninggalkan mereka yang masih bersisa,
juga dunia ini.
Juga meninggalkanmu.
Tak perlu takut
akan kematian, katanya. Sekarang kita masih hidup dan bernapas. Kita masih ada.
Selama kita masih ada, kematian tidak bersama kita. Dan ketika akhirnya ia datang,
kita sudah tak ada lagi. Logika praktis dan menentramkan ala Epicurean.
Bukan
kematian yang perlu ditakutkan, tapi ketiadaan. Jika kau percaya bahwa sejarah
berjalan linier, maka kita akan sampai pada suatu masa di penghujung kehidupan.
Semua peradaban manusia musnah dan perjalanan menakjubkan yang pernah kita
lewati bersama akan lenyap begitu saja. Kita hanya secuil atom yang akan
musnah.
Akankah
kelak cinta kita juga akan musnah?
NB: tulisan ini hanya celotehan
singkat dan iseng. Jika ingin lebih panjang, akan menyenangkan jika kita bisa
berdiskusi langsung J
Gedung Gatra, 29 Juni 2016
No comments:
Post a Comment