Friday, November 3, 2017

Lapak Buku Bekas di Jakarta

Saat jagat raya riuh soal tutupnya sejumlah ritel akibat peralihan teknologi ke online, di sudut lantai dasar Blok M Square berderet toko yang menjual buku bekas.
Kemarin sore saya kesana, menyaksikan kertas-kertas menguning beraroma khas dan tumpukan buku-buku dengan tampilan old style.
Pada saat yang sama penerbit buku dan sejumlah media cetak menghadapi senjakala. Berteriak soal naiknya harga kertas dan menurunnya oplah, sementara ongkos operasional tetap tinggi.
Bagi #anakZamanNow yang sehari-hari lebih banyak berkutat dengan gawai, laptop dan internet, melihat lorong penuh buku dengan cahaya temaram itu seperti kembali ke masa lalu yang jauh. Masa lalu yang entah kapan pernah terjadi.
Sambil berpikir sampai kapan era cetak akan bertahan dan bagaimana penjual buku bekas itu memenuhi kebutuhan hidupnya –biaya toko, pegawai, konsumsi, biaya sekolah anak istri, juga investasi--, seiring terjunnya jumlah pembeli.
Namun begitu secercah cahaya tetap ada, meski kecil. Saat seorang mahasiswa tampak tekun memilih majalah desain grafis di salah satu tumpukan.
Ia mahasiswa dari salah satu kampus swasta di Jakarta dan sengaja berburu majalah di tempat ini demi memperoleh rujukan tugas kuliah.
Laki-laki berambut belah tengah itu meneteng dua majalah sambil memberikan beberapa puluh ribu saja pada si penjual. Murah sekali.
Sementara saya seakan memperoleh durian runtuh saat mendapati novel yang saya cari sejak 2 tahun lalu bertengger di tempat ini.
Judul novelnya apa, hmm, rahasia, biar penasaran :)

No comments:

Post a Comment