Kedatanganmu mencipta ketakutanketakutan
Sore tadi aku baru menyadari kebodohanku;
Membukakan pintu meski belum membiarkanmu masuk.
Bukan.
Semua bukan hanya perihal secangkir kopi yang terseduh di pagi hari—meski itu tetap akan jadi masalah tersendiri
Tapi kenyataan bahwa aku belum sempat menarik nafas segar pegunungan
—dan aku masih menginginkannya
Mencari mawarmawar yang hendak kutanam di pekarangan pada esok hari, esok dan esoknya lagi
Lalu berdoa semoga kuncupnya segera mekar dan menjelma menjadi sebuah buku ceritayang akan menjadi kenangan terindah sepanjang masa
Bukankah ini kesempatan langka untuk mencipta bungabunga beterbangan?
Kukira hari belum terlalu senja saat aku mendaki puncak cahaya—dan kuyakini benar itu
No comments:
Post a Comment