Anthony
Indramawan, pemilik perusahaan yang memproduksi miniatur pesawat Anthony
Airlines Models rupanya baru berusia 17 tahun. Ia pertama kali berhasil membuat
miniatur pesawat itu di usia 12.
Anthony adalah bocah asal
Yogyakarta kelahiran 26 Oktober 1994. Ia baru saja menginjak usia 17 tahun. Seperti bocah lain
seusianya, Anthony kini sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah. Namun
siapa sangka jika siswa tingkat akhir MAC PHERSON Secondary School Singapura
ini ternyata pemilik sekaligus peritis perusahaan yang memproduksi miniatur
pesawat berlabel Anthony Airlines Models (AAM) Craft.
Semua bermula dari kesukaannya
pada pesawat. Setiap berpergian ke luar negeri, Anthony selalu membeli miniatur
pesawat di bandara. Lama-kelamaan koleksinya menjadi banyak. Tak hanya itu, ia
juga rajin mempelajari cara membuat pesawat.
“Sampai akhirnya saya
memperoleh buku cara membuat pesawat di Singapura, kemudian saya belajar
membuatnya sendiri,” ujar Anthony saat ditemui Inspirasi Usaha di Atrium
Ambarukmo Plaza Yogyakarta.
Kedua orang tua Anthony
mendukung hobi anaknya. Mereka menyediakan seorang tukang yang membantu Anthony
mengerjakan miniatur pesawat. Di lantai dua rumahnya, Anthony bersama sang
tukang bereksperimen membuat miniatur pesawat mulai dari membuat kerangka
hingga mengecat.
Anthony membuat miniatur
pesawat itu dari bahan fiber. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari pasar lokal. Sedangkan
untuk cetakan karet, ia harus memesannya ke Thailand. Setelah jadi, miniatur
pesawat itu ia simpan di sebuah lemari khusus yang dijadikan galerinya.
Rupanya isi galeri tersebut
menarik perhatian kolega orang tuanya yang berkunjung ke rumah. Mereka tak
menyangka, bocah 12 tahun sudah pandai membuat miniatur pesawat. Beberapa dari
mereka bahkan meminta dan Anthony memberikannya secara gratis. “Setelah banyak yang meminta
akhirnya kita berpikir, kenapa tidak sekalian dijual saja dan membuatnya lebih
banyak lagi,” ujar Anthony.
Awalnya penjualan hanya melalui
teman saja. Mereka membeli miniatur pesawat buatan Anthony untuk koleksi
pribadi atau untuk souvenir pernikahan. Lama-kelamaan pesanan bertambah banyak
dan akhirnya Anthony didampingi orang tuanya mendirikan perusahaan pembuat
miniatur pesawat AAM Craft pada 12 Februari 2006.
“Pinginnya sih membuat maskapai
penerbangan, tapi modalnya terlalu besar. Lagipula usiaku juga terlampau muda
untuk membuat perusahaan sebesar itu. Ya sudah, perusahaan miniatur pesawat
juga tidak apa-apa,” ujar bocah bermata sipit ini.
Anthony membuka stan di Ramai
Mall Yogyakarta. Hanya selang beberapa bulan saja, hasil karya Anthony dikenal
masyarakat luas. Melihat pesanan semakin banyak, pabrik miniatur pesawat pun
dipindahkan ke Purworejo dengan alasan agar biaya produksinya semakin murah. Antony
pun menambah jumlah karyawannya menjadi 20 orang.
“Jumlah itu hanya untuk karyawan
produksi, sedangkan untuk manajemen dikelola mama dan tim,” ujar Anthony yang
turun langsung mengelola perusahaannya jika liburan sekolah tiba.
Paling tidak 1000 buah miniatur
pesawat dibuat AAM Craft tiap bulannya. Miniatur pesawat tersebut terdiri dari
aneka jenis, mulai dari pesawat milik maskapai penerbangan indonesia seperti
Garuda Indonesia B737-800NG, Garuda Indonesia B747-400, Garuda Indonesia
A330-300, Lion Air B737-900ER, Lion Air MD-82, AirAsia A320, AirAsia A330-200, Adam
Air, Mandala Air, Sriwijaya Air, Batavia Air, juga berbagai pesawat milik
mskapai penerbangan luar negeri seperti Malaysia Airlines, Singapure Airlines, Qantas
Airways, Emirates A380, Virgin Atlantic, Cathay Pacific, Thai Airways, sampai
Hercules C-130, Antonov dan F-117 Nighthawk.
Miniatur pesawat yang dibuat
AAM Craft terdiri dari tingkatan KW 1 dan 2. Miniatur pesawat KW 1 dibuat
menggunakan mesin sedangkan KW 2 dibuat manual. Untuk catnya, miniatur pesawat
KW 2 menggunakan cat yang dibeli dari pasar lokal sedangkan KW 1 menggunakan
cat impor. Harga yang dipatok mulai dari Rp20 Ribu hingga Rp50 Juta per buah.
Laba yang diperoleh dari hasil penjualan sekitar 30-40%.
Miniatur pesawat karya AAM
Craft juga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia melalui agen penyalur. Mulai
dari Medan sampai Papua tersedia agen yang menjual karya AAM Craft. Selain
menjadi penyalur, agen-agen tersebut juga memperoleh dukungan berupa konsultasi
strategi marketing dan harga yang jauh lebih murah.
“Dewasa kini, perdagangan
miniatur pesawat bisa dikatakan sangat menggairahkan. Besarnya peminat dan
pengkoleksi miniatur pesawat membuat banyak pelanggan kami yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri berminat untuk menjual kembali miniatur pesawat
produksi kami,” jelas Anthony.
Berbagai maskapai penerbangan
pun menjadi pelanggan miniatur pesawat karya AAM Craft. Salah satunya adalah
maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. “Saya bangga sekali turut menyuplai
kebutuhan miniatur pesawat mereka. Apalagi proses untuk menjadi pemasoknya
tidak mudah,” ujar Anthony sambil tersenyum.
Alamat di Purworejo tepatnya dimana?
ReplyDeletecara pemesanannya bagaimana? kalau alamat saya di luar jawa. trima kasih
ReplyDelete