Ada beragam nasi yang mewarnai kuliner nusantara. Sebut saja nasi goreng, nasi lemak, nasi jamblang, maupun nasi uduk. Namun ada satu jenis nasi yang benar-benar baru dan unik yang turut mewarnai belantara kuliner nusantara. Nasi unik tersebut adalah nasi bakar.
Seperti namanya, nasi bakar dimasak dengan cara dibakar. Nasi uduk yang sudah dicetak bulat disiram dengan kuah terik. Bagian atasnya, ditambahkan daun singkong yang telah direbus dan kemangi sebagai garnisnya. Setelah dibungkus daun pisang, nasi dibakar seperti layaknya kita membakar ikan. “Santan menjadikan nasi bakar terasa gurih, sedangkan aroma daun pisang yang dibakar menjadikan nasi bakar sedap dan wangi,“ tutur Sri Murtanti, Pengelola Warung Nasi Bakar Wirosaban yang terletak di Jl. Ki Ageng Pemanahan Wirosaban, Yogyakarta. Proses memasak dari berbentuk beras sampai menjadi nasi bakar menghabiskan waktu 3 jam.
Harga nasi bakar di Warung Nasi Bakar Wirosaban relatif murah, hanya Rp. 2.500,- per bungkus. Jika ditambah ikan lele, harganya menjadi Rp. 7.000,-. Jika ditambah ayam bakar, harganya menjadi Rp. 8.000,- saja.
Awal berdiri, pada Februari 2007, dalam sehari Warung Nasi Bakar Wirosaban hanya mengabiskan sejumlah 3 kg beras dan 2 kg ayam. Kini, setelah 4 tahun, dalam sehari bisa menghabiskan 15 kg beras. “Kalau hari libur malah lebih banyak lagi, “ ujar Sri Murtanti. Menunya pun sekarang lebih lengkap. Selain ayam dan lele, juga tersedia gurame, bandeng, nila, telur, bebek, bahkan sampai sambal belut pun tersedia.
Pada awal berdiri, proses pemasaran menggunakan brosur yang dititipkan ke kantor teman. Kini, tanpa brosur pun setiap harinya Warung Nasi Bakar Wirosaban tak pernah sepi. Sejumlah pengunjung selalu menikmati sedapnya nasi bakar. Mereka bisa saja pelajar yang sedang merayakan ulang tahun, mahasiswa, orang kantoran yang sedang menikmati istirahat siang, atau sekelompok usia parobaya yang sedang reuni sambil membawa alat musik dan mendendangkan lagu-lagu nostalgia.
Setiap harinya, Warung Nasi Bakar Wirosaban memperoleh omset sekitar 1-1,5 juta rupiah. Kalau hari libur malah bisa lebih dari Rp. 2 juta. Dengan begitu, dalam sebulannya omset bisa mencapai 50 juta
Pada proses produksi, Warung Nasi Bakar Wirosaban mempekerjakan 8 orang pekerja, 4 orang shift pagi dan 4 orang lainnya shift sore. Jumlah itu pun masih kurang menurut Sri Murtanti, “Kalau hari libur kan ramai, jadi dengan pegawai sebanyak itu pun rasanya capai sekali.”
Terkait kunci sukses usaha, Sri Murtanti mengatakan sumbernya melalui masakan yang enak, harga terjangkau, pelayanan yang baik dan tempat yang menarik, “Tempat yang nyaman dengan pemandangan menarik di pinggir sawah seperti ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung,” ujar Sri Murtanti.
Resep Membuat Nasi Bakar
Bahan nasi uduk:
1 kg beras
Santan dari 1 butir kelapa
Daun singkong rebus
Kemangi
Sereh, salam, daun jeruk
Garam
Air putih sekitar 1 liter
Bahan Kuah Terik:
Bawang merah
Bawang putih
Kemiri
Ketumbar
Laos
Sereh
Santan
Minyak goreng untuk menumis
Cara membuat:
Rebus santan yang telah dicampur air beserta sereh, salam, daun jeruk dan garam untuk membuat nasi uduk. Setelah mendidih, masukkan beras. Tunggu sampai air habis. Setelah itu nasi dikukus seperti memasak nasi biasa.
Untuk membuat kuah terik, haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri dan ketumbar. Goreng bumbu yang telah halus seperti untuk menumis. Masukkan santan, laos dan sereh. Tunggu sampai mendidih.
Siapkan daun pisang. Cetak nasi uduk menggunakan mangkuk. Taruh nasi yang telah dicetak di atas daun pisang dan siram dengan kuah terik. Lapisi bagian atas nasi dengan selembar daun pisang. Taruh daun singkong rebus dan kemangi di atasnya. Setelah nasi dibungkus kemudian dibakar di atas arang yang menyala hingga daun pisang sedikit gosong. Angkat dan sajikan dalam piring.
No comments:
Post a Comment