Friday, December 30, 2011

Toko Oleh-Oleh Yogyakarta Juga Menjual Oleh-Oleh Dari Luar Yogyakarta

Toko oleh-oleh Ongko Joyo berada di sebelah barat Jl. Malioboro, tepatnya di Jl. AIP II KS Tubun No 65. Di sepanjang jalan itu berdiri toko-toko yang menjual oleh-oleh dari Jogja. Di sepanjang jalan itu pula, berderet rumah-rumah yang memproduksi bakpia.

Menu utama yang dijual toko Ongko Joyo adalah bakpia. Bakpia yang dijual Ongko Joyo adalah Bakpia 25 yang terkenal kelezatannya. Ny. Sie Tek Ong pertama kali membuatnya tahun 1948. Awalnya ia hanya coba-coba membuat bakpia dan ia titipkan ke warung-warung kecil. Usaha ini mulai berkembang pesat di tahun 1980an dan berkembang terus hingga kini.

“Bakpia 25 berbeda dari bakpia lainnya. Bakpia kami kulitnya jauh lebih tipis dibanding isinya. Itulah yang membuat rasanya lebih enak dan lezat,” ujar Tusiati, Marketing Manager Bakpia 25.

Selain itu, bakpia 25 membeli bahan baku dari bahan-bahan pilihan. Untuk bakpia isi nanas misalnya, Bakpia 25 tidak menggunakan selai yang ada di pasaran, tapi membuat selai sendiri agar kualitasnya tetap terjaga. Untuk kacang ijo mereka menggunakan kacang ijo piihan yang diperoleh dari Kediri dan sekitarnya. Selain itu, untuk tetap menjaga kualitas, bakpia yang dibuat hari itu harus dijual pada hari itu juga.

“Untuk tetap menjaga kualitas, bakpia yang kami jual juga pasti fresh from the oven. Jadi bakpia yang dibeli hari ini pasti dibuat hari ini juga,” ujar Tusi.

Bakpia 25 membuka 5 toko oleh-oleh di Yogyakarta. Sejumlah 2 toko berada di Jl Laksda Adisucipto dengan nama Kembang Jaya dan Bandara Jaya, 1 di Pasar Pathuk Jl Bayangkara dan 2 di Jl. KS Tubun. Salah satu dari toko yang berada di Jl. AIP II KS Tubun NG I/504, sekaligus menjadi tempat memproduksi bakpia. Semua toko dan rumah produksi itu berada di bawah naungan Bakpia 25.

Setiap harinya toko-toko itu selalu dipenuhi konsumen yang berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Sumatera, atau Kalimantan. Mereka datang ke Yogyakarta untuk berlibur atau mengikuti berbagai diklat dan pelatihan. Begitu juga turis dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, atau Belanda kerap kerap membeli oleh-oleh di sana.

Meskipun tanpa pengawet, bakpia basah bisa awet sampai 4 hari, sedangkan bakpia kering bisa awet sampai seminggu. Itulah mengapa bakpia kerap menjadi oleh-oleh utama turis yang mengunjungi Yogyakarta.

Paling tidak 500 dus bakpia terjual setiap harinya. Jika hari libur jumlah itu bisa meningkat sampai 2 kali lipat. Untuk sekotak bakpia yang berisi 15 buah harganya Rp15 ribu, untuk sekotak bakpia rasa kacang ijo yang berisi 20 buah harganya Rp22 ribu. Sedangkan sekotak bakpia rasa keju, coklat, nanas, atau kumbu hitam harganya Rp25 ribu.

Di rumah produksi itu pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan bakpia. Bakpia 25 tak menarik tarif untuk pengunjung yang ingin melihat proses pembuatan bakpia. “Kalaupun ada yang memaksa memberi uang, kami arahkan agar uang itu digunakan untuk membeli jualan kami saja,” ujar Tusiati.

Kemudahan itu membuat Bakpia 25 kerap menerima kunjungan dari berbagai sekolah juga penelitian dari berbagai universitas. Baru-baru ini Bakpia 25 menerima kunjungan mahasiswa dari Lampung dan Bandung. “Paling sering sih dari Pesantren Gontor. Mereka tiap tahun berkunjung kesini,” tutur Tusiati.

Selain bakpia yang asalnya dari Yogyakarta, Ongko Joyo juga menjual aneka oleh-oleh lain dari sekitar Yogyakarta. seperti lanting dari Gombong, intip dari Solo, geplak dari Bantul, jenang dari Kudus, sampai dodol garut dari garut. Berbagai oleh-oleh selain bakpia yang berasal dari pulau jawa itu hasil konsinyasi atau kerjasama titip jual.

No comments:

Post a Comment