Monday, November 23, 2015

Jejak Bob pada Perjuangan Kemerdekaan





Bobby Earl Freeberg & RI-02: Mantan Pilot Angkatan Udara Amerika Serikat Berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia
Penulis: Hendri F Isnaeni
Penerbit: Kompas, Jakarta, 2015, xvi+168 halaman


Meski warga Amerika, Bob memiliki kiprah besar dalam perjuangan Indonesia pasca-kemerdekaan. Mengantar Sukarno berkeliling Sumatera untuk menggalang dana hingga menyelundupkan candu.




Bobby Earl Freeberg keluar dari kokpit dengan wajah tegang. Kita dibuntuti beberapa pesawat tempur Belanda, katanya pada kedua penumpangnya, Ktut Tantri dan Abdul Mun'im. Ktut adalah perempuan Amerika yang berempati pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan Abdul Mun'im adalah Konsul Jenderal Mesir di India.


Dalam penerbangan dari Singapura menuju Yogyakarta dengan menyewa pesawat komersial milik Commercial Air Lines Incorporated (CALI) Filipina itu, Ktut bertugas menemani Mun'im yang menjadi utusan Raja Farouk dari Mesir beserta tujuh negara Arab lainnya, untuk menyampaikan pengakuan resmi kemerdekaan Indonesia. Ketiganya berhasil tinggal landas dari bandara Singapura setelah menyamar menjadi kuli romusa.



Kabar bahwa Ktut dan Konsul Jenderal Mesir terbang ke Yogyakarta rupanya tercium juga oleh Belanda. Pesawat-pesawat Belanda memaksa Bob agar mendaratkan pesawatnya di Jakarta saja.



Bob meminta agar kedua penumpangnya duduk di bagian belakang pesawat, menghindari jendela dan mengencangkan ikat tempat duduk. "Percuma saja kami bertempur melawan Jepang di Pasifik jika yang begini saja tidak bisa. Belanda-Belanda itu bisa saja menembak jatuh, tapi mereka tak akan bisa memaksa kita mendarat. Akan kita pamerkan kemampuan kita sedikit kepada mereka," kata Bob, yakin.



Ketika pesawat terbang mendatar kembali, operator radio menginformasikan bahwa Belanda sudah lewat. Mereka lolos dari kejaran dan sudah berada di langit Kalimantan. Beberapa jam kemudian, sampailah mereka di tanah tujuan, Yogyakarta.



Bob kelahiran McCune, Negara Bagian Kansas, Amerika Serikat, 1921. ia mewujudkan mimpi masa kecil untuk menjadi pilot dengan mendaftar di Angkatan Laut Amerika Serikat. Selepas menjadi perwira pada Maret 1942, Bob bertugas di Patrol Squadron Bombing (VPB) dan dikirim ke daerah Pasifik. Tugasnya menyusuri pulau-pulau di Lautan Pasifik demi mencari kapal Jepang yang bersembunyi.



Perang usai, Bob bekerja sebagai pilot di CALI. Dari hasil tabungannya selama bekerja, ia berhasil memiliki Dakota Douglas C-47 Skytrain. Dengan pesawat itu, pada 6 Juni 1947 ia lepas landas dari Filipina menuju Pulau Jawa.



Demi urusan politik dan logistik, selepas deklarasi kemerdekaan, pemerintah harus membuka koneksi keluar negeri. Sebagai negara baru merdeka, saat itu Indonesia belum memiliki apa-apa. Tidak ada mesin ketik, alat kantor, pesawat terbang, kata Sukarno waktu itu.



Pemerintah Indonesia kemudian mencarter pesawat asing yang berani menembus blokade Belanda. Bob adalah salah satu pilot pesawat asing itu. " Namaku Bob Freeberg. Aku orang Amerika. Aku seorang pilot dan menaruh simpati pada perjuangan Anda. Bantuan apa yang dapat kuberikan? " kata Bob kepada Presiden Sukarno.



Bob memiliki kiprah besar dalam perjuangan Indonesia pasca-kemerdekaan. Bersama Bob dan pesawatnya, Pemerintah Indonesia menembus angkasa demi beragam misi. Mengekspor hasil bumi seperti kina dan vanili, bahkan menyelundupkan candu ke berbagai negara. Dari hasil ekspor itu, pemerintah membiayai segala kebutuhan sebagai negara baru.



Dakota C-47 milik Bob kemudian memperoleh nomor registrasi RI-002. Ini pesawat resmi kenegaraan pertama Indonesia. Nomor RI-001 sengaja disimpan untuk pesawat kepresidenan kemudian hari.



Bersama RI-002, Bob pernah mengantar Sukarno dan rombongan kepresidenan berkeliling Sumatera untuk menggalang dana. Mereka menyusuri Bukittinggi, Tapanuli, Aceh, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu dan Lampung selama satu bulan. Itu adalah satu-satunya perjalanan presiden ke luar Pulau Jawa sebelum agresi militer Belanda terjadi enam bulan kemudian.



Bob bukanlah satu-satunya orang asing yang turut berkiprah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain Bob, sederet nama lain dinyatakan punya peran. Dua di antaranya adalah Ktut Tantri dan John Coast, yang justru lebih banyak dikenal ketimbang Bob.



Dengan sebutan Surabaya Sue, Ktut turut mengobarkan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio pada 1945. Sementara itu, Coast adalah orang Inggris yang menjadi atase Presiden Sukarno di Bangkok. Coast mengabadikan kisah hidupnya dalam buku Recruit to Revolution: Adventure and Politics in Indonesia (1952).



2 comments:

  1. Baru tau ttg fakta sejarah ini, terima kasih untuk postingnya
    https://yogaprakosonugroho.wordpress.com/category/resensi-buku/

    ReplyDelete
  2. Hai https://yogaprakosonugroho.wordpress.com/category/resensi-buku/. Thanks juga udah berbagi di blogmu :)

    ReplyDelete