-->
Trashbag Community mengajak setiap pendaki
untuk memunguti sampah yang berserakan di gunung.
Hayati Nupus
JAKARTA
Satu demi satu kantong sampah itu sampai ke
posko pendakian Gunung Salak di Bogor, Jawa Barat. Puluhan pendaki yang
tergabung dalam Trashbag Community memboyongnya dari atas gunung. Jenisnya
bermacam-macam, dari kantong plastik, botol plastik, puntung rokok, styrofoam,
bungkus permen, kaca, beling, kaleng minuman, baju, sepatu sebelah, jaket,
hingga celana dalam. Berderet dan bertumpuk di dalam kantong yang memenuhi
halaman posko.
Sekretaris Jenderal Trashbag Community
Nusantari Permata Hati menuturkan kepada Anadolu Agency jika mulanya dia dan
komunitas memperkirakan sampah yang akan dibawa turun hanya berkisar 300
kilogram. Nyatanya perkiraan mereka meleset jauh. Setelah ditimbang,
sampah-sampah itu berlipat dari perkiraan semula menjadi 600 kilogram. Mayoritas
sampah itu berupa plastik kemasan, botol plastik, dan puntung rokok.
“Puntung rokok secara fisik kecil, orang
menganggap itu sepele, tapi karena jumlahnya banyak ya bobotnya berat juga,”
kata Nusantari kepada Anadolu Agency, Senin.
Sapu Jagad bersihkan gunung dari
sampah
Aksi membersihkan gunung dari sampah itu
bernama Sapu Jagad, digelar setiap dua tahun sekali oleh Trashbag Community.
Aksi pada 15-24 Agustus 2017 sekaligus peringatan proklamasi kemerdekaan
Indonesia itu digelar di 17 gunung. Salak, Ciremai, Kerinci, dan lainnya.
Mereka mendaki gunung bersama sambil memunguti sampah-sampah yang ditemui
sepanjang perjalanan.
Aksi itu sempat viral di media sosial.
“Harapannya bukan hanya pendaki yang tahu di gunung banyak sampah dan harus
dibersihkan, tapi juga masyarakat umum,” kata Nusantari.
Sampah-sampah itu mereka peroleh tak hanya
dari sepanjang jalur pendakian, melainkan juga dari tebing, jurang dan segala
tempat yang masih sanggup mereka jangkau. Berbekal tali-temali dan carabiner,
mereka tak ragu untuk menuruni jurang demi membersihkan gunung dari sampah.
Dari 17 gunung itu, kata Nusantari, mereka
beroleh sampah hingga 4 ton. Setelah dihitung dan dipilah sesuai jenisnya,
sampah-sampah itu mereka serahkan ke pihak taman nasional untuk diproses lebih
lanjut.
Trashbag Community terbentuk pada 11 November
2011 di Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat. Digagas oleh Ragil Budi Wibowo dan
enam orang lainnya, komunitas ini berawal dari keprihatinan melihat banyaknya
sampah berserakan di wilayah pendakian. Lantas mereka mengkampanyekan aksi
memunguti sampah non-organik dan membawanya kembali turun gunung.
Komunitas ini berkembang pesat. Dengan jargon
Gunung Bukan Tempat Sampah, komunitas ini kini beranggotakan sekitar 6.205
orang. Umumnya mereka berasal dari kelompok pecinta alam maupun pendaki biasa.
Kini Trashbag Community tersebar di 15 Dewan
Pengurus Daerah (DPD) dan 25 Dewan Pengurus Cabang (DPC) yang tersebar di
seantero nusantara. Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta,
Bali, Lombok, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat dan Sumatera Barat.
Mendaki gunung sambil berjongkok memunguti
sampah bukanlah perkara mudah, ungkap Nusantari. Sementara tas besar tetap
harus ada di punggung mereka sebagai bekal perjalanan.
“Capek juga, apalagi mungutin sampah yang
kecil seperti punting rokok, kita harus benar-benar jongkok untuk
mengambilnya,” ujar Nusantari.
Sampah non-organik yang berserakan di gunung
tak hanya mengotori lingkungan, lanjut Nusantari, namun sekaligus mengganggu
keseimbangan ekosistem di wilayah itu. Apalagi sampah plastik yang butuh
ratusan tahun untuk terurai.
Setiap tahun, kata Nusantari, semakin banyak
sampah bertebaran di gunung-gunung. Masifnya perkembangan jumlah pendaki tak
beriringan dengan kesadaran mereka akan pelestarian lingkungan seperti membuang
sampah pada tempatnya. Apalagi beberapa tahun belakangan aktivitas backpacker
dan mendaki gunung tengah tren di Indonesia.
Namun menyalahkan salah satu pihak saja atas
banyaknya sampah bertebaran di gunung tak akan menyelesaikan persoalan, menurut
Nusantari. “Perlu aksi nyata edukasi pentingnya membersihkan gunung dari
sampah,” tegas Nusantari.
Setiap bulan, masing-masing DPD menggelar
acara. Kopi darat kelompok ini kerap diwarnai beragam pelatihan seperti
bagaimana memilah dan mengelola sampah, atau tips mendaki bagi pendaki
perempuan.
Tahun lalu, DPC Jawa Tengah menggelar aksi
bersih delapan gunung yang ada wilayah itu. Aksi itu digelar 7-29 April 2018 di
Gunung Slamet, Sindoro, Sumbing, Lawu, Merapi, Ungaran, Merbabu dan Prau.
April 2019 mendatang, rencananya DPC Jakarta,
Jawa Barat dan Banten akan menggelar aksi kolaborasi bersama membersihkan
Gunung Gede dari sampah. Aksi ini bertepatan dengan Hari Bumi yang diperingati
setiap 22 April.
Agustus tahun ini, Trashbag Community akan
kembali menggelar Sapu Jagad bersih sampah. Januari lalu mereka mendaki Gunung
Gede-Pangrango untuk memetakan titik mana saja yang dipenuhi sampah, berapa banyak
kantong wadah sampah yang harus mereka bawa dan berapa personil yang
diperlukan.
Aksi nyata ini beroleh apresiasi. Pada 2015
mereka menjadi nominasi Satu Indonesia Award dan Kehati Award untuk kategori
lingkungan.
No comments:
Post a Comment