Tak perlu minder jika sekolah belum
mempunyai laboratorium komputer yang memadai. Dengan komputer MultiPoint,
segala keterbatasan teknologi itu bisa diatasi.
Microsoft
Research di India mengembangkan teknologi Microsoft Windows Multipoint Software
Development Kit (SDK) atau MultiPoint Komputer yang memungkinkan setiap siswa
seperti menggunakan sendiri komputernya. Teknologi baru ini mengingatkan kita
pada program OLPC (One Laptop Per Child) yang digagas Profesor Nicholas
Negroponte.
Bedanya dengan OLPC adalah jika OLPC membutuhkan satu komputer
untuk satu siswa, dengan MultiPoint Komputer cukup menggunakan satu komputer
untuk banyak siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan awal diciptakannya teknologi
MultiPoint yaitu memperkecil rasio antara siswa dengan komputer. Teknologi yang
efisien ini tentu sangat berguna bagi sekolah yang tidak bisa menyediakan satu komputer
untuk satu siswa.
Komputer
MultiPoint kini telah sukses diujicobakan di India dan 43 sekolah di Filipina.
Sedangkan di Indonesia, sekolah yang diujicobakan baru empat sekolah: SD
Muhammadiyah Condongcatur, SD Muhammadiyah Sapen, SD Serayu dan SD Ungaran.
“Keempat SD di Yogyakarta ini yang mengembangkan dan terus dipantau oleh
Microsoft,” terang Wahyu Purbaya S.Kom., bagian IT SD Muhammadiyah Sapen.
Solusi Kesenjangan Teknologi
Permasalahan teknologi gap di Indonesia masih cukup
besar karena kemampuan tiap sekolah berbeda. “Dengan prosentasi siswa yang ada,
masalah keterbatasan teknologi di Indonesia masih sangat besar. Teknologi gap
itu yang menjadikan kemungkinan dijalankannya program OLPC di Indonesia sangat
kecil.” ujar Arif Rahmanto, S.Pd., kepala Litbang SD Muhammadiyah Sapen.
Rata-rata SD di Indonesia, ujar Arif lagi, paling maksimal punya 4 PC (Personal
Komputer). “Itu pun sebatas untuk administrasi saja,” tambah Arif.
Bagi sekolah yang tidak mampu menyediakan satu computer
untuk satu siswa, Computer MultiPoint bisa menjadi solusi. Karena tidak
dibutuhkan banyak computer untuk siswa satu kelas. Tapi cukup satu computer
yang dihubungkan dengan banyak mouse dan
proyektor untuk menampilkan materi pelajaran ke layar atau dinding. “Jumlah mouse
disesuaikan dengan jumlah siswa,” ujar Wahyu Purbaya S.Kom. kepala IT SD
Muhammadiyah Sapen. Total mouse yang bisa digunakan untuk satu computer, tambah
Wahyu, sebetulnya tidak terbatas, “tapi yang baru kami coba sampai saat ini
baru 30-40 buah.”
Peralatan yang minim ini menjadikan computer MultiPoint
lebih efisien sehingga cocok untuk sekolah yang mempunyai kemampuan terbatas. “Makanya, Komputer Multipoint bisa
menjadi jawaban permasalahan teknologi gap di indonesia,” ujar Arif.
Adanya teknologi baru memberikan atmosfir baru bagi
proses pembelajaran siswa. “Sangat menyenangkan karena dengan teknologi baru
ini semua anak bebas mengakses dan enjoy,
terang Prayitno, kepala bagian IT SD Negeri Serayu.
Vikrama Anindito, ST guru pengguna computer MultiPoint
di SD Muhammadiyah Sapen. Selain itu, tambah Vikrama, computer MultiPoint bisa
memunculkan gambar, flash, ataupun video.
Lebih Kreatif dengan Mouse Mischief
Prototip Komputer MultiPoint yang paling maju adalah
Mouse Mischief. Prototip yang mulanya bernama Mighty Mouse ini merupakan
aplikasi berbasis powerPoint yang bisa dikembangkan agar proses pembelajaran
semakin menarik dan interaktif. “Guru tinggal mensarikan pelajaran, membuat
slide presentasi dengan PowerPoint dan menggabungkannya dengan Mouse Michief,
sehingga lebih efisien dari segi waktu dan budget”
ujar Prayitno. Keunggulan aplikasi ini menjadikan guru lebih kreatif dalam membuat
bahan pembelajaran agar menarik dan mudah dipahami siswa, “Mighty Mouse ini
untuk alternative pembelajaran. Contentnya
bisa fleksibel dan bisa dikreasi dalam bentuk apapun,” Arif menambahkan.
Interaktif dan Fun
Adanya teknologi baru, tak pelak menjadikan siswa lebih
betah menyenangkan dalam belajar. “Sangat menyenangkan karena semua anak bebas
mengakses dan enjoy,” tutur Prayitno.
Dimuat di majalah Inspirasi Usaha
Edisi Juli-Agustus 2009
No comments:
Post a Comment