Peringatan HUT RI makin meriah dengan
adanya atraksi flypass oleh pasukan F-16 dan Sukhoi SU-27/30.
Pesawat F-16
Fighting Falcon take off dengan
kecepatan 153 knot dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma ketika Flight Leader
Letkol Pnb Nur Alimi menarik tuas kendali, Selasa. Dua pesawat F-16 lainnya
mengekor di belakang, disusul 3 unit Sukhoi SU-27/30 dalam 10 menit kemudian.
Aksi flypass ini dalam rangka gladi bersih
jelang perayaan Dirgahayu Kemerdekaan RI Kamis mendatang.
Lantas keenam
pesawat itu berjaga di holding point, 24 nautical mile dari Teluk Jakarta. Ketika penaikan bendera rampung
dilakukan di Istana Negara, 2 baris pesawat itu—3 F-16 di depan dan 3 Sukhoi di
belakang—langsung meluncur dan mengangkasa di langit monas, lalu beratraksi bomb burst dengan formasi V.
Formasi ini
menjadi pembeda atraksi serupa dengan Peringatan HUT RI sebelumnya. Pada HUT RI
tahun lalu, semua pesawat berbaris sejajar dan meluncur dengan posisi yang
sama.
Sejak jauh-jauh
hari, Nur Alimi mengaku gelisah. Laki-laki kelahiran Singaraja, Bali, 39 tahun
lalu ini khawatir terjadi hal tak diinginkan ketika pelaksanaan di hari H
nanti.
Pilot asal Squadron
12 Pekanbaru ini sebetulnya sudah jago mengendalikan F-16. Ia bahkan pernah
juga mengendalikan pesawat jet Hawk 100/200, Pilatus PC-9 dan Korean Trainer-1.
Unjuk gigi dalam
Peringatan HUT RI juga bukan hal baru bagi alumnus Akademi Angkatan Udara
Yogyakarta ini. Pertama kali turut dalam atraksi Dirgahayu Kemerdekaan RI pada
2014. Lantas 2 tahun berikutnya ia terpilih untuk kembali unjuk gigi sekaligus
menjadi komandan formasi. Tahun ini, amanah menjadi komandan formasi lagi-lagi
ia peroleh.
“Kita inginnya
sempurna, waktunya pas. Aksinya juga pas, tak bisa terlalu ke kiri atau ke
kanan. Jangan sampai mengecewakan, kita sudah diberi kepercayaan,” ujarnya
kepada Anadolu Agency.
Demi menghilangkan
kegelisahan itu, Nur dan tim rajin berlatih sejak dari Pekanbaru. Sedang
latihan di Jakarta dilakukan setiap hari sejak Sabtu lalu. Kamis ini, gladi
bersih dilakukan 2 kali, pagi dan sore.
“Banyak berlatih
membuat kita percaya diri,” ujar bapak 2 putra ini.
Ketimbang kota
lain, ujar Nur, langit Jakarta tergolong berat untuk penerbangan. Tingginya
polusi menyebabkan jarak pandang hanya sebatas beberapa km saja. Jika sudah
begini navigasi GPS menjadi penolong untuk memetakan posisi dan arah ke depan.
“Kami mengandalkan
peralatan untuk melihat pemetaan di bawah, agar kami lebih fokus terbang,” ujarnya.
Kegelisahan serupa
juga dialami pilot Sukhoi SU-27/30 Mayor Pnb Setyo Budi Pulungan dari Squadran
11 Makassar. Pesawatnya berposisi di sayap kanan pada atraksi ini. Namun ia
berupaya melenyapkan kegelisahan itu.
“Percuma latihan
lama kalau tiba-tiba gugup, nanti malah mengacaukan atraksi,” ujarnya, sebelum
gladi resik.
Lagipula di dalam
pesawat ia tak sendiri. Sukhoi menggunakan mekanisme Weapons Systems Officers
(WSOs), Lettu pnb Nur Wahid Priyandaru menemani di posisi back seat.
“Kita double seat. Ada navigator di seat belakang siap membantu,” ujarnya.
Squadran 11
Makassar sudah mempersiapkan atraksi ini sejak 2 bulan lalu. Makanya, latihan
di Jakarta, mereka tinggal melatih kolaborasi dengan F-16 saja.
Sementara itu
Kepala Sub Dinas Penerangan Umum TNI AU Kol Pnb Fajar Andrianto yakin jika
atraksi flypass ini akan sukses.
Sebagian penerbang sudah pernah melakukan atraksi di momentum serupa
tahun-tahun sebelumnya.
-->
“Pasti lancar,
persiapan sudah matang,” katanya.
*bisa juga dilihat di http://aa.com.tr/id/headline-hari/mengintip-persiapan-atraksi-pesawat-tempur-indonesia/885074
*bisa juga dilihat di http://aa.com.tr/id/headline-hari/mengintip-persiapan-atraksi-pesawat-tempur-indonesia/885074
No comments:
Post a Comment