Friday, August 18, 2017

Menengok persiapan atraksi pesawat terbang Indonesia



Peringatan HUT RI makin meriah dengan adanya atraksi flypass oleh pasukan F-16 dan Sukhoi SU-27/30.


Pesawat F-16 Fighting Falcon take off dengan kecepatan 153 knot dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma ketika Flight Leader Letkol Pnb Nur Alimi menarik tuas kendali, Selasa. Dua pesawat F-16 lainnya mengekor di belakang, disusul 3 unit Sukhoi SU-27/30 dalam 10 menit kemudian.

Aksi flypass ini dalam rangka gladi bersih jelang perayaan Dirgahayu Kemerdekaan RI Kamis mendatang.

Lantas keenam pesawat itu berjaga di holding point, 24 nautical mile dari Teluk Jakarta. Ketika penaikan bendera rampung dilakukan di Istana Negara, 2 baris pesawat itu—3 F-16 di depan dan 3 Sukhoi di belakang—langsung meluncur dan mengangkasa di langit monas, lalu beratraksi bomb burst dengan formasi V.

Formasi ini menjadi pembeda atraksi serupa dengan Peringatan HUT RI sebelumnya. Pada HUT RI tahun lalu, semua pesawat berbaris sejajar dan meluncur dengan posisi yang sama.

Sejak jauh-jauh hari, Nur Alimi mengaku gelisah. Laki-laki kelahiran Singaraja, Bali, 39 tahun lalu ini khawatir terjadi hal tak diinginkan ketika pelaksanaan di hari H nanti.

Pilot asal Squadron 12 Pekanbaru ini sebetulnya sudah jago mengendalikan F-16. Ia bahkan pernah juga mengendalikan pesawat jet Hawk 100/200, Pilatus PC-9 dan Korean Trainer-1.

Unjuk gigi dalam Peringatan HUT RI juga bukan hal baru bagi alumnus Akademi Angkatan Udara Yogyakarta ini. Pertama kali turut dalam atraksi Dirgahayu Kemerdekaan RI pada 2014. Lantas 2 tahun berikutnya ia terpilih untuk kembali unjuk gigi sekaligus menjadi komandan formasi. Tahun ini, amanah menjadi komandan formasi lagi-lagi ia peroleh.

“Kita inginnya sempurna, waktunya pas. Aksinya juga pas, tak bisa terlalu ke kiri atau ke kanan. Jangan sampai mengecewakan, kita sudah diberi kepercayaan,” ujarnya kepada Anadolu Agency.

Demi menghilangkan kegelisahan itu, Nur dan tim rajin berlatih sejak dari Pekanbaru. Sedang latihan di Jakarta dilakukan setiap hari sejak Sabtu lalu. Kamis ini, gladi bersih dilakukan 2 kali, pagi dan sore.

“Banyak berlatih membuat kita percaya diri,” ujar bapak 2 putra ini.

Ketimbang kota lain, ujar Nur, langit Jakarta tergolong berat untuk penerbangan. Tingginya polusi menyebabkan jarak pandang hanya sebatas beberapa km saja. Jika sudah begini navigasi GPS menjadi penolong untuk memetakan posisi dan arah ke depan.

“Kami mengandalkan peralatan untuk melihat pemetaan di bawah, agar kami lebih fokus terbang,” ujarnya.

Kegelisahan serupa juga dialami pilot Sukhoi SU-27/30 Mayor Pnb Setyo Budi Pulungan dari Squadran 11 Makassar. Pesawatnya berposisi di sayap kanan pada atraksi ini. Namun ia berupaya melenyapkan kegelisahan itu.

“Percuma latihan lama kalau tiba-tiba gugup, nanti malah mengacaukan atraksi,” ujarnya, sebelum gladi resik.

Lagipula di dalam pesawat ia tak sendiri. Sukhoi menggunakan mekanisme Weapons Systems Officers (WSOs), Lettu pnb Nur Wahid Priyandaru menemani di posisi back seat.

“Kita double seat. Ada navigator di seat belakang siap membantu,” ujarnya.

Squadran 11 Makassar sudah mempersiapkan atraksi ini sejak 2 bulan lalu. Makanya, latihan di Jakarta, mereka tinggal melatih kolaborasi dengan F-16 saja.

Sementara itu Kepala Sub Dinas Penerangan Umum TNI AU Kol Pnb Fajar Andrianto yakin jika atraksi flypass ini akan sukses. Sebagian penerbang sudah pernah melakukan atraksi di momentum serupa tahun-tahun sebelumnya.


-->
“Pasti lancar, persiapan sudah matang,” katanya.

*bisa juga dilihat di http://aa.com.tr/id/headline-hari/mengintip-persiapan-atraksi-pesawat-tempur-indonesia/885074

No comments:

Post a Comment